Minggu, 10 Juli 2011

TIGA MAKNA HARI KELAHIRAN

June 11, 2011

By admin

Hal yang paling penting dalam memperingati hari kelahiran adalah membangkitkan rasa syukur kepada Allah SWT. Kita dilahirkan dengan penuh cinta dan kasih sayang, kita pun lahir dengan  kehormatan dan kemuliaan, oleh karena itu setelah kita diberi kehormatan dan kemuliaan oleh Allah, tidak boleh kita menempatkan diri kita dalam posisi yang lemah dan hina.


Jumat, 08 Juli 2011

Hari Keluarga, Awas Jebakan pola Makanan Instan

Keluarga adalah lembaga paling kecil di dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Lingkungan keluarga, orang tua, anak, dan keluarga terdekat merupakan tempat berseminya kasih sayang, sikap dan perilaku hormat-menghormati, tumbuhnya nilai-nilai moral, agama, dan kemanusiaan, tempat berlangsungnya interaksi yang harmonis dalam suasana saling asih, saling asuh, dan saling asah. Mengingat betapa pentingnya peran dan kehidupan dalam keluarga, maka Saudara-saudara kita ingin keluarga-keluarga kita itu, keluarga Bangsa Indonesia tumbuh menjadi keluarga yang baik, keluarga yang tentram, keluarga yang damai, keluarga yang tidak suka kekerasan, keluarga yang selamat dari berbagai godaan kejahatan, keluarga yang berakhlak dan religius, keluarga yang menjunjung tinggi kebersamaan, keluarga yang sehat dan keluarga yang mencerminkan kepribadian dan jati diri bangsa kita, bangsa Indonesia.

Tepat hari ini, 29 Juni 2011 seluruh keluarga di dunia melaksanakan Hari perayaannya, yaitu Hari Keluarga (Family Day) yang ke XVIII. Momentum Hari Keluarga (Harga) ini, dimanfaat oleh Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah (PW SALIMAH) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meluncurkan Program Sekolah Ibu Salimah Terpadu (SISTER) dan membentuk Klub Muslimah Sehat (KMS) disertai dengan Seminar Kesehatan dengan Tema “Mewaspadai  Jebakan Pola Makan Instan”. 

Rabu, 01 Juni 2011

Rakorwil Salimah Babel

Seiring perjalanan waktu,ORMAS Persaudaraan Muslimah (SALIMAH) Pimpinan Wilayah Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2011 memasuki usia yang ke-9. Sebuah usia baru menuju medan amal yang baru pula untuk terus berusaha berkontribusi meningkatkan kapasitas muslimah di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.

Dalam rangka meningkatkan kemampuan dan merapikan kerja dakwah, maka konsolidasi internal menjadi prasyarat penting, oleh sebab itu PW Salimah Provinsi Kep. Bangka Belitung melaksanakan Rapat Koordinasi Wilayah pada tanggal 1 Mei 2011 bertempat di Ruang Pertemuan Merpati Rumah Sakit Bakti Timah Pangkalpinang.. Rakorwil tersebut dihadiri oleh perwakilan pengurus dari Pimpinan Daerah Salimah yang ada di Provinsi Kep. Bangka Belitung. Hadir juga dalam acara tersebut Ketua Ormas Aisyiyah Prov. Kep Bangka Belitung ibu Syuhada dan Ketua Dewan Pertimbangan PW Salimah ibu Sylvia Emilia.

Jumat, 22 April 2011

Menikah bukan unjuk Prestasi

Seorang muslimah dengan berkaca-kaca bercerita kepada saya bahwa ia ingin segera menikah. Masalah itu begitu berat membebani pikirannya bahkan mempengaruhi ibadahnya. Ia menjadi tidak tenang, shalat tidak khusyu’, juga sulit tidur. Kondisi fisiknya tentu jadi ikut terpengaruh.


Saya sedih mendengar curhatnya. Saya juga mencoba memahami perasaannya. Tapi wajarkah jika hal ini mengacaukan segalanya?

Ketika kuliah saya berharap bisa menikah maksimal usia 25 tahun. Namun Allah swt baru memberikan jodoh saat usia saya 27 tahun. Meski ‘hanya’ 2 tahun menanti, masa itu nyatanya tidaklah dapat dikatakan sebentar untuk menguji kesabaran jika tanpa ketegaran, rasa percaya diri, bebas dari prasangka dan perasaan tertekan. Satu hal yang membuat saya selalu merasa bersyukur saat itu adalah, Allah menolong saya tetap memiliki obsesi dan berkarya.

Rabu, 20 April 2011

KARTINI : DARI KEGELAPAN MENUJU CAHAYA

Oleh : Rina Marlia Aprianti, S.Si
(Ketua Pimpinan Wilayah Persaudaraan Muslimah (Salimah)
Kepulauan Bangka Belitung)

“Allah Pemimpin orang-orang beriman, Dia  mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya” (Q.S. Al Baqoroh : 257).
Kalimat inilah kemudian yang menjadi inspirasi bagi Kartini –ketika itu-  untuk membawa kaum perempuan keluar dari kebodohan dan keterpinggiran sehingga mendapatkan pendidikan yang lebih baik dan layak. Begitu sering Kartini menulis dalam surat-surat kepada sahabat-sahabatnya ‘Minazh Zhulumaati ilan Nuur’ (dari gelap menuju cahaya), oleh Kartini diterjemahkan dalam Bahasa Belanda menjadi ‘Door Duisternis Tot Licht’. Karena seringnya kata-kata tersebut muncul dalam surat-surat Kartini, maka Mr. Abendanon yang mengumpulkan surat-surat Kartini menjadikan kata-kata tersebut sebagai judul dari kumpulan surat Kartini. Yang kemudian terlanjur diartikan menjadi ‘Habis Gelap Terbitlah Terang’ oleh Armin Pane. Padahal Prof. Dr. Haryati Soebadio, mantan Menteri Sosial RI, yang notabene cucu tiri R.A. Kartini mengartikan buku itu menjadi ‘Dari Gelap Menuju Cahaya’.

Kerja Keras Seekor Burung


Suatu hari Al Balkhi, seorang yang terkenal dengan keshalihannya berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tak lupa ia memohon diri kepada sahabat karibnya yang terkenal zuhud, yakni Ibrahim bin Adham.

Belum lama Al Balkhi pergi berdagang, tiba-tiba ada kabar bahwa ia sudah kembali. Hal ini menimbulkan keheranan bagi Ibrahim bin Adham, gerangan apa yang membuat Al Balkhi yang baru beberapa hari pergi sudah kembali. Ibrahim bin Adham yang ketika itu berada di masjid lalu menghampiri Al Balkhi seraya bertanya, "Hai Balkhi, mengapa secepat ini kau kembali?"Al Balkhi dengan tenang menjawab, "Dalam perjalanan aku melihat suatu keanehan. 

Keinginan untuk berjilbab semakin meningkat

WAWANCARA DENGAN USTAZAH NURUL HIDAYATI @KORAN REPUBLIKA

Muslimah berjilbab kini kian marak. Ada kesadaran yang muncul di benak mereka untuk memutuskan berjilbab. Penampilan jilbab mereka pun tak monoton. Bermunculan jilbab yang sesuai mode tetapi juga tetap sesuai dengan syar’i, yaitu tetap pada tujuan utamanya, menutup aurat. Menurut Ustazah Nurul Hidayati, ketua umum Pimpinan Pusat Persaudaraan Muslimah (Salimah), kecenderungan Muslimah untuk berjilbab saat ini cukup bagus. Kepada wartawan Re publika, Damanhuri Zuhri, Selasa (22/3), ia meng uraikan soal hukum jilbab hingga tantangan yang dihadapi Muslimah berjilbab. Berikut kutipannya.


Selasa, 19 April 2011

Pimpinan Pusat PERSAUDARAAN MUSLIMAH (SALIMAH)
“Salimah Peduli Perempuan, Keluarga dan Anak Indonesia “

Selayang pandang
Berangkat dari keprihatinan yang mendalam terhadap berbagai permasalahan yang menimpa bangsa ini pada berbagai sektor kehidupan. Terlihat pula dari buramnya potret perempuan , maraknya kasus-kasus yang mengguncang institusi keluarga serta lemahnya perlindungan terhadap anak-anak di Indonesia. Kemiskinan dan kebodohan menjadi muara bagi masyarakat yang terjebak pada problematika-problematika turunannya seperti kasus perdagangan perempuan dan anak, kekerasan dalam rumah tangga, tingginya angka kematian ibu dan balita, tingginya angka penyalahgunaan narkoba serta meningkatnya jumlah penderita HIV/AIDS, maraknya pornografi dan meningkatnya kasus pelecehan serta jumlah anak yang menjadi korban kekerasan seksual, dsb.